Entri Populer

Kamis, 21 April 2011

Essay: "DILEMA MASYARAKAT MISKIN: POPULASI MANUSIA DAN DEGREDASI LINGKUNGAN HIDUP"


Isu lingkungan merupakan isu yang selalu terkait dengan isu lain seputar kehidupan manusia. Dimensi lingkungan dapat dipahami melalui dua konteks yang berbeda, yakni: konteks lingkungan sebagai ruang fisik tempat interaksi berbagai mahkluk yang ada dimuka bumi (physical spatial contexs), dan konteks lingkungan sebagai wujud interaksi antar manusia (social contexs). Dalam kenyataannya kegiatan manusia secara umum (anthropogenic activities) telah lebih banyak mengakibatkan kerusakan lingkungan yang cukup serius. Pembangunan yang dilakukan untuk menjamin keberlangsungan hidup manusia, seringkali justru membawa efek samping yang cukup besar bagi degradasi lingkungan. Kebutuhan dan jumlah manusia yang terus meningkat mengakibatkan sumber daya fisik lingkungan harus dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga mampu mengakomodir peningkatan tersebut.
Sementara dalam banyak kasus degradasi lingkungan mengakibatkan dampak yang sangat nyata bagi bagi kelompok masyarakat miskin. Komunitas miskin umumnya hidup dalam kondisi lingkungan yang sangat buruk: tidak ada air bersih untuk dikonsumsi, tidak tersedianya infrasturktur sistem pembuangan sampah dan limbah cair, tidak adanya akses jalan yang dibutuhkan untuk pelayanan darurat seperti ambulans dan dan mobil pemadam kebakaran, tidak adanya fasilitas penididikan dan kesehatan yang memadai. Orang miskin dipaksa keluar dari lahan yang strategis dan potensial, sehingga seringkali tidak punya pilihan selain mengambil secara maksimal sumber daya yang terbatas disekitar mereka. Mereka terus mencari tempat didekat sumber-sumber alam – khususnya air – dan membangun pemukiman kumuh ditempat tersebut. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa komunitas miskin hidup dalam kondisi lingkungan yang sangat buruk.
Keterkaitan antara isu lingkungan, kemiskinan, popolasi penduduk, dan pembangunan pada dasarnya merupakan jaringan hubungan yang sangat kompleks. Bank Dunia (The World Bank, 2004) mengidentifikasikan 3 keterkaitan utama antara degradasi lingkungan dan dampaknya bagi masyarakat miskin, yaitu:
§  Kesehatan lingkungan (Environmental health): masyarakat miskin sangat menderita jika air, udara dan tanah dimana mereka hidup mengalami polusi.
§  Sumber penghidupan (Livelihoods): masyarakat miskin cenderung untuk sangat tergantung secara langsung pada sumber daya alam, sehingga jika tanah, vegetasi dan sumber air terdegradasi maka masyarakat miskin akan merasakan dampak yang cukup signifikan.
§  Kerentanan (Vuinerability): masyarakat miskin seringkali bersinggungan dengan bahaya lingkungan dan tidak mampu mengatasi kejadian tersebut.
Sejak tahun 1970-an, telah banyak pihak yang menyepakati bahwa kemiskinan dan kemunduran kualitas lingkungan memang memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (yang dikenal juga dengan Komisi Bruntland) menyatakan bahwa (1987): Banyak pihak di dunia yang terjebak dalam penurunan sirkular berkepanjangan. Orang miskin terpaksa untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam secara berlebihan agar bisa bertahan hidup, dan pengabaian mereka terhadap lingkungan pada akhirnya mengabaikan mereka, hingga pada akhirnya kemampuan mereka untuk bertahan hidup menjadi semakin sulit dan tidak pasti.
Dampak dari ketumpangtindihan antara pertumbuhan populasi dan marginalisasi ekonomi bagi kelompok miskin serta menurunnya kualitas lingkungan telah mendorong keyakinan bahwa komunitas miskin akan merasakan penurunan jangka panjang dalam menghadapi perubahan ekonomi dan demografi. Hal ini juga dipersulit lagi dengan adanya dampak kerusakan lingkungan. Hubungan antara kemiskinan dan perubahan lingkungan dapat dijelaskan sebagai berikut:
«  adanya kumpulan populasi atau komunitas manusia yang berinteraksi dengan kumpulan lingkungan;
«  sumber penghidupan manusia – kurang lebih – secara khusus berdasarkan pada penggunaan dan pengelolaan sumber daya yang tersedia dilingkungan;
«  kemiskinan dan perubahan lingkunan mempunyai hubungan sebab akibat secara langsung, dan saling mendukung satu sama lain dalam hubungan timbal balik yang bersifat kumulatif;
«  kemiskinan adalah hal yang utama dan satu-satunya penyebab perubahan lingkungan, demikian pula sebaliknya. hubungan timbal balik yang saling menguatkan inilah yang menciptakan kemunduran jangka panjang dari kemiskinan itu sendiri dan juga degradasi lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar